Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan segala karunia, dan riskinya. Tak lupa kupanjatkan rasa skukurku atas utusnya Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan sebuah ilmu yang kekal sampai akhir zaman.
Sedikit membicarakan sebuah resep kesuksesan menjadi public speaking yang mumpuni, adalah ada pada 3 point penting yang harus diketahui. Yaitu Riset yang kuat, melatih berpenampilan, tidak tegang. 3R (Research, rehearse, Relax).
1. Riset yang Kuat
Riset yang kuat disini adalah sebuah penelitian seorang pembicara kepada apa yang dilihat dan dirasa. Terkait dengan pendekatan riset yang memiliki ranah humaniora (audience), saint dan pendekatan kritis. Tujuan riset atau penelitian disini agar nantinya pembicara mengetahui sebuah masalah � masalah yang dihadapinya dan mampu menemukan sebuah solusi bagaimana menjadi pembicara yang baik dan diminati oleh banyak orang.
2. Melatih Berpenampilan
Berpenampilan yang diminati oleh audience adalah hal yang harus di lakukan. Selain agar tidak membuat jenuh pendengar serta bisa memberikan titik focus pendengar dalam pemberian sebuah materi. Pembicara yang mengutamakan penampilan, tidaklah harus yang dengan harga dan merek yang langitan. Asalkan sopan dan mampu mengikuti zaman tanpa keluar dari batasan � batasan agama itu sudah cukup memenuhi standaritas pembicara.
3. Tidak Tegang (Relax)
Ketenangan jiwa, jauh dari keraguan, percaya diri, terlebih khusus relax merupakan sebuah kesempurnaan sebagai seorang public speaking. Jangan pernah sepelekan ketenangan jiwa, pikiran dan relaxnya seseorang. Sebagai seorang public speaking haruslah mampu menikmati saat � saat dia berbicara dengan lawan bicaranya, entah itu dalam ranah bisnis atau penyampaian materi � materi dalam suatu seminar atau workshop dll.
Public speaking yang berkemajuan tidaklah lupa untuk selalu menyelipkan jiwa humorisnya untuk mencairkan suasana. Untuk menciptakan sebuah jiwa yang humor tentulah ada sedikit tips dan trik dari acara comedy show �stand up comedy� yaitu pembuka, masalah dan cari sebuah gongnya itu dimana (punch line).
Namun, untuk sedikit menjadi jiwa yang humor, tidaklah perlu untuk terlalu banyak metode. ikuti saja seperti air yang mengalir (flow). Nantinyapun akan ketemu dimana letak humornya .
Asalkan pembicarapun tetap mampu untuk menguasai sebuah suasana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar