Sabtu, 23 Januari 2016

Arbain Annawawi Hadist Pertama




???? ???????? ??????????????? ?????? ?????? ?????? ???? ??????????? ?????? ????? ?????? ?????: ???????? ???????? ????? ??? ???? ???? ???? ????????: ???????? ???????????? ????????????? ?????????? ??????? ??????? ??? ?????. ?????? ??????? ?????????? ????? ????? ???????????? ???????????? ????? ????? ????????????? ?????? ??????? ?????????? ????????? ??????????? ???? ????????? ??????????? ???????????? ????? ??? ??????? ????????

[???? ????? ???????? ??? ??? ???? ???? ?? ??????? ?? ??????? ?? ??????? ?? ?????? ??????? ???? ?????? ???? ?? ?????? ?? ???? ??????? ?????????? ?? ???????? ?????? ??? ??? ????? ???????]

Dari Amirul Mu�minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan1) tergantung niatnya2). Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya3) karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan

Kandungan hadist Arbain pertama :

Dalam hadist yang pertama dalam kitab Arbain Annawawi terdapat banyak kandungan yang harus diperhatikan pada setiap muslim untuk mencapai derajat pahala yang sempurna. Yang diantaranya yaitu :

  •      Mengharuskan niat sebelum melakukan peribadatan, dan niat merupakan suatu timbangan yang menjadi furdamental peribadatan. Tanpa dengan niat yang ikhlas, maka peribadatan tersebut bisa saja sulit untuk diterima. Niat cukuplah dalam hati, dan tak perlu membuat sebuah kalimat atau kata � kata yang menjadikan peribadatan baru tanpa ada dasar dan dalilnya pada pembahasan niat.

  •          Ikhlas adalah salah satu prioritas utama ibadah, baik dari segi ibadah yang Nampak maupun ibadah hati. Dengan keikhlasan, maka setiap langkah dalam melakukan segala ibadah akan menjadi mudah dan ringan.

�Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas) kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus� (QS. Al-Bayyinah: 5)

Serta hadist yang diriwayatkan muslim telah memberikan sebuah ilustrasi akhir hayat manusia yang melakukan peribadatan namun tidak disertai dengan keikhlasan. Dalam yaumul mizan kelak akan ada seorang hamba yang terpanggil malaikat karena menjadi shuhada. Sebagai ganjaran dari shuhada tersebut adalah surga, maka diapun diantarkan kesurga. Namun ada orang yang setelahnya mengadukan bahwa dia mati dalam keadaan shahid. Dan malaikat memberikan peryataan bahwa dia jauh dari ikhlas karena Alloh, Sehingga diantarlah orang tersebut kedalam neraka.

Kedua, adalah hamba yang terpanggil malaikat karena ikhlas bersedekah. Sehingga diantarlah orang tersebut kedalam surga. Orang keduapun datang dan mengadukan bahwa dia mati dalam keadaan bersedekah. Namun malaikat memasukan kedalam neraka karena dalam bersedekah tidaklah disertai dengan keikhlasan karena Alloh.

Yang terakhir adalah orang yang terpanggil pada yaumul mizan karena banyak mengajarkan agama dan banyak membaca Al Qur�an. diantarlah orang tersebut kedalam surga. Orang yang setelahnya pun terpanggil karena banyak mengajarkan agama dan membaca Al Qur�an, akan tetapi malah diantarkan keneraka,  karena tidak didasari dengan niat dan keikhlasan karena Alloh.

Penjelasan diatas merupakan keadaan orang yang mati pada medan perang, entah yang bersedekah, yang mengajarkan agama dan banyak membaca Al Qur�an. Mati yang sia � sia karena tidak berdasarkan ikhlas karena Alloh. Inilah kerugian yang didapat karena tidak mengetahui penjelasan agama yang diajarkan.

  •          Seorang mukmin akan dibalas setimpal dengan kadar niatnya. Sebagai mana berlakukan hukum kausalitas, atara sebab dan akibat. Jika orang tersebut melakukan sebuah kebaikan, maka akan dibalaslah dengan hal � hal yang baik. Namun sebaliknya, jika melakukan hal yang buruk, maka akan dibalas dengan hal yang buruk.

  •          Semua bentuk pengamalan yang bermanfaat ataupun yang mubah bila disertai dengan niat yang ikhlas akan bernilai ibadah.

  •          Yang membedakan antara ibadah dan adat adalah niat.

         Niat merupakan salah satu bagian dari iman, karena niat merupakan bentuk dari pekerjaan hati. Oleh sebab itu, cukupkah diucapkan dalam hati.

Tema-tema hadits Hadits Arbain 1 Dan Kaitannya dengan Al-Qur'an
1. Niat dan keikhlasan : 7 : 29, 98 : 5
2. Hijrah                : 4 : 97, 2 : 218, 3 : 195, 8 : 72
3. Fitnah dunia            : 3 : 145, 4 : 134, 6 : 70, 8 : 67





  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar