Metode Tahfid Al Qur�an (Bagian II)
Tahfid Al Qur�an merupakan proses menghafal Al Qur�an yang disertai dengan cara dan metodenya. Menghafal Al Qur�an sangatlah mudah jika kita mengetahui pemaknaan dan bahasa. Karena bahasa Al Qur�an sebenarnya mudah dipahami, tidak sesulit bahasa Arab. Walaupun secara Nampak mudah dipahami bagi yang memiliki ilmu alat/ bahasa, namun tetaplah sulit dipahami untuk maksud dari ayat yang difirmankan.
Oleh sebab itu maka muncul ada ayat muhkam dan mutasabihat. Disebabkan dengan pemaknaan yang sangat dalam pada Al Qur�an, tidak diperbolehkan untuk sembarang seorang menafsirkan Al Qur�an. Melainkan bagi yang Ahli dalam pemaknaan Qur�an.
Dalam tulisan ini, saya akan menjelaskan lebih lanjut, yang berkaitan dengan metode menghafal Al Qur�an yang baik yang juga melibatkan semua fungsi organ tubuh.
Jika kita mengulas kembali sejarah yang telah terjadi oleh rosul kita, yaitu Muhammad SAW adalah seorang yang Ummi (buta huruf), lebih tepatnya tidak bisa membaca dan menulis.
Oleh sebab itu, Rosul kita Muhammad SAW menerima wahyu dengan memanfaatkan pendengarannya untuk menerima bacaan wahyu dari malaikan jibril. Namun, ada kisah sahabat lainnya yang sangat memanfaatkan panca indranya, yakni matanya untuk menghafal bacaan atau keadaan yang dialaminya, yakni usman bin Afwan dan Ali bin Abi tholib. Panca indra merupakan media yang diciptakan robb semesta alam untuk sebuah kesempurnaan. Dan contoh yang lain ada pada seseorang yang menghafal Al Qur�an dengan murottal yang terekam pada fail mp3.
Dan inilah yang disebut dengan pendekatan modern, dan masih banyak lainnya yang memberikan kemudahan dalam menghafal, seperti halnya lewat video pada computer dan gadged dalam ponsel Aldroid. Namun keadaan alat � alat modern tersebut tidaklah menjamin dalam pencapaian targed menghafal. Bisa jadi alat alat tersebut malah bisa mempersulit keadaan. Oleh sebab itu tergantung dengan pembawaannya sekarang dan tergantung siapa yang memakai.
Melanjutkan metode tahfidz pada artikel yang sebelumnya, bahwa salah satu metode tahfid yang sering dilakukan oleh seorang santri atau pelajar adalah dengan mencantol dan cantolkan ayat sebelumnya dengan ayat sesudahnya, dengan kata lain kalau memang terdapat ayat yang bisa di gandeng maka hafalan akan lebih mudah.
Walau menggunakan metode apapun tetaplah yang lebih penting adalah bagaimana menghidupkan proses kinerja otak untuk lebih peka dan cerdas dalam menghafal. Sebagai seorang yang akan bergelut dalam dunia menghafal, tetunya sangat penting untuk bisa menghidupkan kinerja otak atau lebih tepatnya adalah alam bawah sadar.
Sebenarnya metode menghafal tidaklah serumit yang dikira, seperti matematika yang penuh dengan logika. Namun, metode yang dipakai cukuplah dengan penyesuaian karakter diri lebih senang dengan metode yang seperti apa. Karena jika kita mengulas kembali metode cara menghafal itu sangatlah banyak. Ada yang hanya membaca bisa langsung hafal, ada yang dibawa membaca dan menulis dengan suasana yang tenang, dan ada juga yang hanya fokus membaca bisa hafal.
Kebiasaan seseorang dari sejak kecil sangatlah mempengaruhi cara menghafalnya. Ada yang memilki gaya auditoral dan kinestetik. Gaya auditorial adalah gaya cara membaca yang keras dan mendengarkan. Sedangkan kinestetik adalah gaya seorang yang menghafal dengan membaca dan berjalan, dan dengan keadaan tubuh yang tidak bisa tenang dalam waktu yang lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar