Rabu, 18 Februari 2015

BERPROSESLAH UNTUK MENUJU PUBLIC SPEAKING YANG BERKEMAJUAN



�Perjalanan sejauh seribu kilometer itu diawali dari satu langkah kecil�, berasal dari kata inilah penulis memulai kariernya untuk menjadi public speaking. Namun, ada makna yang tersirat dalam kalimat kecil tersebut yaitu berproses. Semua bentuk dalam penciptaan sebuah konsep, harus diarahkan kepada proses. Tanpa adanya proses, maka sebuah produk tersebut akan kurang optimal dan kurang maksimal.

Analogi yang sesuai dengan pemaknaan proses adalah bersepeda. Setiap anak yang belajar bersepeda, tentulah melalui sebuah tahapan � tahapan yag harus dilalui, antara lain dengan menaiki sebuah sadel, kemudian diteruskan dengan mengendalikan, menjalankan dan yang terakhir adalah memberikan bentuk keseimbangan tubuh.

Insting manusiapun akan dengan sendirinya muncul pada kondisi tertentu pada saat ia melakukan sebuah proses. Semakin sering untuk melakukan maka semakin tajam pula insting dan cara berfikirnya. Namun, dalam kondisi tertentu, akan ada suatu kesalahan yang memang menjadi tabiat atau watak seseorang dalam berproses. Makanya sempat ada pepatah mengatakan �Kekayaan terbesar dan kesuksesan terbesar ada pada kesalahan yang banyak dan kegagalan yang banyak�.   

Terlebih khusus dengan materi kita kali ini yaitu public speaking. Public speaking merupakan sebuah penggabungan dari segala ilmu yang berkombinasi menjadi satu, antara lain  kemampuan dasar, pengalaman, dan seni berbicara. Namun, untuk mempelajari semua hal itu tidaklah instan seperti yang dibayangkan, haruslah ada suatu langkah � langkah atau sebuah proses yang harus dilalui.

Unsur � unsur yang harus dilalui dalam berproses adalah seperti body language, intonansi nada atau vocal, naskah dan tips pidato yang semaunya akan mengiringi jalannya menuju sebuah keberhasilan. Dan untuk menjadi pembicara yang mempunyai rating yang tinggi, haruslah didasari dengan ilmu � ilmu dasar yang sifatnya dinamis. Seperti halnya kesabaran, tawakal, ikhlas dll. Dikatakan penting karena menjadi pondasi dasar dalam melakukan banyak aktifitas. Andaikan pondasinya saja sudah lemah dan mudah di goyangkan, maka untuk bisa sampai pada ranah pembentukan jati diri akan lebih sulit dan mudah berganti arah pemikiran. 

Sehingga, jalan satu � satu untuk bisa menguasai ilmu � ilmu dasar tersebut haruslah ada motivasi untuk memberikan pengait agar tetap kuat dan kokoh. Motivasi itulah yang harus dipupuk karena kita analogikan motivasi seperti halnya orang yang mandi, awal mandi serasa segar, setelah beberapa jam kemudian serasa gerah dan harus disiram kembali dengan bermandikan air yang berbasis  kebutuhan.

Tapi dari semua teori � teori tersebut tanpa dengan adanya keyakinan yang kuat dan usaha yang sungguh � sungguh maka tidak akan sampai pada tujuan. Maka jadilah orang yang yakin, dan berusahalah semampu mungkin, maka tentu robb yang menurunkan hujanpun akan ridho dan memberikan jalan sampai pada tujuannya.
Sukron �ala ikhtima minkum. Thank�s        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar