Jumat, 13 Februari 2015

CARA MENJADI PEMBICARA PUBLIK



     
  
   Segala puji bagi Alloh Tuhan semesta alam yang telah memberikan kita sebuah anugerah yang terindah yang pernah dimiliki oleh seorang hamba dan tak lupa selalu kupatjatkan rasa shukurku atas diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Menyesuaikan dengan metode yang lalu, penulis telah menjelaskan metode  awal bagaimana menjadi seorang pembicara yang handal diatas rata � rata yaitu penguasaan pembicara pada situasi. Tentu dengan metodologi tersebut mampu memberikan sebuah titik dasar untuk menunjukan keprofesionalitasan.  Situasi, Content, Cara (SICONCA) ini merupakan sebuah metode yang dicetuskan berdasarkan empiris atau pengalaman penulis.
Pada artikel sebelumnya telah dijelaskan secara spesifik penguasaan sebuah situasi dalam ruang atau panggung. Dan pada artikel kedua, content dan caralah yang akan menjadi sebuah pembahasan utama.

Content
Bagi saya, content yang dimaksud haruslah mampu menjawab 3 hal. Yaitu materi yang dibutuhkan audience, materi tersebut telah dikuasai dan yang terakhir retorikapun haruslah memiliki daya impact dan surprise kepada audience. Sekarang saya akan jelaskan secara umum yang dimaksud dalam unsur content tersebut.

1.       Materi Yang Berbasis Bebutuhan
Yang dimaksud disini adalah materi yang mampu dipahami dan materi yang sedang ngetren dimasa kontemporer atau kekinian. Terkadang ada juga pembicara yang membawakan sebuah materi yang tidaklah relevan dengan perkembangan zaman atau bisa kita sebut sebagai pembawaan yang monoton. Wal hasil, pada intinya menjadi seorang pembicara haruslah memiliki pembawaan yang materi yang berbobot dan berbasis kebutuhan audience.

2.       Dikuasainya  Materi
Penguasaan sebuah materipun haruslah menjadi hal yang utama untuk menjadi pembicara didepan  public. Karena dengan adanya sebuah penguasaan tersebut maka akan muncul sebuah sikap optimisme pada diri.

3.       Retorikapun haruslah memiliki daya impact dan surprise kepada audience.
Pembicara haruslah memiliki sebuah penekanan dan pengaruh agar nantinya audiencepun memiliki sebuah arah gerak yang bukan hanya mendengar dan mencatat apa yang disampaikan. Melainkan menjalankan intruksi dari apa yang pembicara katakan.

Surprise atau kejutanpun haruslah ada pada diri audience, agar tentunya mereka memiliki dan mengingat kenangan saat � saat acara yang dibawakan tersebut. Sebagai contoh quis dan lain � lain.   



Cara
Relevansinya sebuah pembicara yang memiliki sebuah daya saing yang tinggi tentunya memiliki sebuah cara. Namun masing � masing pembicara memiliki karakter cara berbicaranya masing � masing. Tergantung siapa saja pembicara yang bakal diidolakannya. Kemampuan meniru inilah yang menjadi tolak ukur keberhasilan pembicara.

Memang,  meniru  adalah salah satu bentuk yang dirasa kurang kreatif, tapi menirupun adalah salah satu bentuk usaha yang kokoh, yang tentu akan menghantarkan kepada tujuan selagi positif langkahnya. Ungkapan � ungkapan sebuah cara bagaimana menjadi pembicara yang mumpuni, haruslah dikembalikan kembali kepada cara pandang dan persepsi masing � masing, siapa sebenarnya pembicara yang diidola - idolakan. Dari situlah dia mencuri konsep dan serap cara dan gaya bicaranya.

Semoga dengan sedikit tulisan ini mampu mengantar para pembicara � pembicara muda untuk bisa lebih kuasa dalam menyampaikan sebuah materi. Sukron, Thank�s.



  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar